Skip to main content

Tempat Keramaian Kendari, Wisata Malam Ruang Terbuka

Kota Kendari punya beberapa pilihan tempat kongko di ruang terbuka, tempat orang membentuk keramaian umum. Beberapa di antaranya menjadi tempat wisata malam pelepas penat, mengendurkan urat syaraf, menurunkan ketegangan setelah seharian sibuk beraktivitas. 

Kendari, daerah yang perkembangan kotanya melingkari Teluk Kendari, tidak heran kebanyakan wisata kuliner, hotel, dan spot foto hits dibangun di tepi teluk, menjual view teluk dan dua landmark Kendari yang ikonik, Jembatan Teluk Kendari dan masjid terapung Al Alam. Berikut ini pilihan wisata malam ruang terbuka dan tempat-tempat keramaian yang populer. 

1. Kendari Beach

Kendari Beach
Kendari Beach dengan latar Teluk Kendari dan Masjid Al Alam di kejauhan

Ada sepenggal jalan bypass di Kemaraya, jalur sepanjang Taman Teratai sampai Meohai Park, sebuah taman yang diapit Jln Ir H Alala dan Jln Sultan Hasanuddin, tempat keramaian pertama di Kendari sejak 80-an dan masih eksis sampai hari ini sebagai tempat favorit nongkrong.

Panjangnya hanya kurang lebih 500 meter, disebut Kendari Beach, biasa disingkat Kebi. Di situlah salah satu pusat keramaian kota ini. Kebi itu sendiri berada di Jln Ir H Alala. 

Konsep awalnya adalah talud tempat kongko di tepi pantai menikmati panorama senja Teluk Kendari dan malam-malam yang romantis, sambil mengudap kuliner yang disajikan kedai-kedai yang berjajar rapi di tepian jalan.

Kedai dibuat tidak permanen, dapat dibongkar pasang. Sore dipasang, dini hari dibongkar kembali. Penampakan siang layaknya jalan umum biasa, tidak ada apa-apa. Tapi tunggu kala senja.

Lapak menghadap laut, membelakangi Taman Teratai dan Meohai Park. Membuat taman berada di area belakang dan remang-remang. Iklim yang subur untuk dunia malam.

Dalam perjalanannya, Kebi sempat bertransformasi dari pusat kuliner menjadi pusat hiburan malam. Masa-masa kejayaan Kebi tahun 90-an bersaing dan menjamur kafe-kafe terapung, tempat karaoke dalam suasana remang-remang, dengan pemandu lagu yang cantik-cantik serta suguhan minol (minuman beralkohol).

Ada pula penjaja seks pinggiran yang mangkal di Taman Teratai sampai Meohai Park, tidak terkecuali para LGBT ikut meramaikan. Ia benar-benar berubah menjadi pusat hiburan malam yang liar.

Hingga kemudian ia ditertibkan dan dikembalikan kepada konsep awalnya sebagai pusat jajanan dan lokasi mejeng. 

2. Pirla

pirla kendari
Pirla Kendari 

Pirla merupakan akronim dari pinggir laut. Konsepnya meniru Kendari Beach tempat kongko di tepi Teluk Kendari setelah Kendari Beach. Tapi ini lebih inovatif dan adaptif.

Pada siang hari dia merupakan trotoar namun ketika senja tiba, bak disulap, trotoar jadi tempat lesehan dan kongko-kongko yang nyaman dan tenang. Menawarkan view Teluk Kendari dengan pemanis Masjid Al Alam serta kuliner. Pirla tempat yang ramah untuk keluarga. Tidak aneh-aneh. Mulai dibuka sore sampai tengah malam. 

3. Tugu Religi (Ex MTQ Square)

Tugu Religi Kendari, tugu eks mtq square kendari
Tugu Religi Kendari sebelumnya adalah tugu eks MTQ Square

Apa yang disebut Tugu Religi sebenarnya tugu eks MTQ Square setinggi 99 meter dibangun pada 2004 sebagai lokasi penyelenggaraan MTQ Nasional XXI Tahun 2006 di mana Kendari ditunjuk sebagai tuan rumah. 

Kawasan eks MTQ Square merupakan area seluas 6 hektare dengan tugu di tengah-tengahnya. Setelah MTQ selesai ia menjadi ruang publik. Lokasinya persis di tengah kota, Mandonga.

Kini eks MTQ Square dijadikan tempat jogging, konser musik, juga pameran. Disekelilingnya banyak lapak kuliner dari berbagai UMKM. Tugu Religi salah satu landmark Kota Kendari. Di sini Anda dapat melihat wajah seluruh Kota Kendari dari ketinggian 99 meter Tugu Religi.

4. Jembatan Teluk Kendari

jembatan teluk kendari
Jembatan Teluk Kendari dilihat dari Kendari Caddi Beach

Jembatan ini membuat orang bisa melihat Kota Kendari dari tengah Teluk Kendari dan melihat kapal laut lalu lalang di bawah kaki. 

Senja di Jembatan Teluk Kendari sangat digemari, saat yang sempurna untuk menikmati suasana dan panoramanya, serta mengabadikan gambarnya. Jembatan Teluk Kendari menjadi salah satu spot foto hits dan tentu saja landmark yang ikonik.

Jembatan sepanjang 1.348 meter, lebar 20 meter dibangun sejak 2015, diresmikan 22 Oktober 2020. Pada saat diresmikan jembatan ini menjadi jembatan lintas laut terpanjang ketiga di Indonesia setelah Jalan Tol Bali Mandara di Bali (12,7 km) dan Jembatan Suramadu di Jawa Timur (5,4 km).

5. Masjid Al Alam Teluk Kendari

Masjid Al Alam Kendari
Masjid Al Alam Kendari

Masjid terapung Al Alam Kendari dalam rancangannya sejak awal dicangkokkan konsep wisata religi. 

Dia dibangun di atas lahan seluas  12.692 meter persegi, masjidnya mampu menampung 10 ribu jemaah. Dibuat menyerupai Burj al Arab di Dubai. Saat diresmikan pada 2018, Masjid Al Alam menjadi masjid ketiga di dunia sebagai masjid yang berada di tengah laut, menyusul masjid di Maroko dan Jeddah.

Ia dilengkapi dengan anjungan untuk menikmati panorama Teluk Kendari dan berswafoto. 

Landmark Masjid Al Alam dibagi dua. Area masjid dan taman parkir. Antara area masjid dan taman parkir keduanya dipisahkan sebuah anak tangga dan pos jaga. Masuk area masjid tidak boleh memakai celana pendek. Aurat harus tertutup. Laki-laki juga perempuan. 

Area publik terpusat di taman dan lahan parkir yang sangat luas. Dikelilingi jalan lingkar. Di tengah-tengahnya dibangun lapak-lapak kuliner tidak permanen, yang bisa dibongkar pasang. Keramaian meningkat pada sore hari ketika matahari mulai redup. Di samping kuliner ada yang menyewakan sepeda listrik dan juga perahu. Jalan lingkar itu sendiri dijadikan tempat jogging, mancing, dan pada musim-musim tertentu yang berangin orang bermain layang-layang di sana. 

Wisata religi Masjid Al Alam dibuka hanya sampai pukul 08.00 malam. Pembatasan dilakukan karena khawatir area masjid dijadikan lokasi pacaran yang dapat menodai marwah masjid sebagai tempat suci. Masjid Al Alam salah satu landmark Kota Kendari dan spot foto hits.

6. Jembatan Kuning 

Jembatan kuning bungkutoko kendari
Jembatan Talia-Bungkutoko lebih dikenal dengan Jembatan Kuning

Jembatan Kuning adalah jembatan yang menghubungkan selat sempit Kota Kendari dengan Pulau Bungkutoko. Jembatan ini dibangun setelah ada rencana pembangunan Kendari New Port di Bungkutoko yang meliputi dermaga laut dalam dan pelabuhan peti kemas. Diresmikan Mei 2013 Jembatan Talia-Bungkutoko mempunyai panjang 130 meter dan lebar 9 meter, dicat kuning mentereng membuat orang lebih familiar menyebutnya Jembatan Kuning.

Karena bentuknya yang cantik dan pemandangan di sekitarnya yang indah, oleh masyarakat dijadikan tempat tongkrongan baru, pilihan lain selain Kendari Beach dan Pirla untuk konsep yang sama.

Kedai-kedai ready sekitar pukul 5 sore. Tempat ini persis menghadap pintu masuk Teluk Kendari. Hembusan angin Laut Banda susul menyusul dengan kapal yang datang. Aroma Laut Banda masih kental di sini dan tentu saja panorama senjanya lebih dari yang lain.

7. Kolam Retensi Boulevard

Kolam Retensi Boulevard berada di Jalan Boulevard, Baruga. Sesuai namanya, dia dibangun untuk tujuan mengatasi banjir di Kota Kendari. Kolam Ini akan menampung kelebihan air dari Sungai Wanggu pada musim hujan yang biasanya meluap dan merendam pemukiman. Sejak adanya kolam retensi sekarang Wanggu tidak mudah meluap dan menyebabkan banjir lagi. 

Ia diresmikan pada 2021. Lanskapnya yang unik dengan danau di tengah-tengah membuatnya menjadi lokasi jogging dan senam yang digemari. Perlahan-lahan ia berubah jadi tempat rekreasi dan sarana olahraga yang ramai.

Hanya saja, jam tayangnya sangat pendek. Mulai aktivitas pukul 3 sore sampai petang saja. Khusus Sabtu dan Minggu adalah puncak keramaian, aktivitas terjadi pagi dan sore. 

Kuliner ikut tumbuh di sana. Gorengan, aneka makanan, beragam minuman dingin tersedia. Kolam Retensi Boulevard telah menjadi salah satu tempat keramaian di Kendari.

8. Kendari Caddi Beach

kendari caddi beach
Kendari Caddi Beach dengan latar Jembatan Teluk Kendari saat petang hari

Letaknya di daerah Kendari Caddi. Di tepi jalan tol yang belum lama dibangun untuk kelancaran mobilitas pabrik industri nikel di Konawe dan Konawe Utara ke pelabuhan peti kemas Bungkutoko Kendari.

Kendari Caddi Beach mengambil lokasi tepi laut sepanjang sekitar 500 meter, baru lahir pada 2022. Meniru konsep Kendari Beach dan Pirla, menawarkan aneka gorengan dan minuman, dengan view Jembatan Teluk Kendari. 

Pemandangan senja hari sangat indah di teluk dilihat dari sini. Terutama karena jembatan Teluk Kendari terlihat sangat dekat seakan-akan dapat disentuh. Keunggulan lainnya, orang dapat melihat kapal-kapal keluar masuk Kendari dari sini. Kendari Caddi Beach memulai aktivitas sekitar pukul 4 sore memasang tenda dan tempat duduk, buka sampai tengah malam. 

Itulah 8 tempat keramaian di Kota Kendari pada malam hari, sekaligus berfungsi sebagai tempat nongkrong ruang terbuka. Dapat diakses khalayak umum, bila kebetulan Anda berada di Kota Kendari. (*)

Baca Juga:
5 Bandara di Sulawesi Tenggara
4 Pelabuhan Penumpang Kendari

Comments

Popular posts from this blog

Lagu tentang Desember

Semua hal di dunia ini barangkali sudah pernah dibuatkan lagu. Tidak terkecuali nama bulan. Setiap bulan kayaknya ada lagunya, mulai dari Januari sampai Desember. Seperti halnya bulan ini kita berada di Desember, Indonesia punya beberapa lagu populer yang diciptakan dengan judul Desember. 1. Kenangan Desember - Arie Koesmiran (1970) Arie Koesmiran Ini lagu cewek. Lewat lagu ini si cewek membuka rahasia hatinya yang terdalam. Setiap wanita pasti punya kenangan emas, kenangan yang sangat berkesan dalam hidupnya. Kenangan emasnya dia direbut oleh seorang pria yang pernah membuatnya jatuh hati. Pria itu pun mencintainya sepenuh hati. Kedua remaja  terlibat asmara. Pada malam dia merayakan hari lahirnya di bulan Desember, kekasih hatinya hadir. Asmara sedang mekar-mekarnya. Dia dihadiahi peluk dan ciumaan mesra. Peluk cium pertama yang direguknya. Tak disangka itu yang penghabisan pula. Kisah cintanya dengan pria itu singkat tapi meninggalkan kesan yang sangat dalam. Apakah sang kekasih...

Kabupaten Tertua di Sulawesi Tenggara Berikut Modal Otonominya

Bicara kabupaten tertua berarti kembali ke masa awal terbentuknya Sulawesi Tenggara (Sultra) jadi provinsi pada 1964, ketika 4 kabupaten bergabung membentuk satu provinsi. Mereka adalah Kendari, Kolaka, Muna, dan Buton. Keempatnya di masa lalu adalah kerajaan mayor di jazirah tenggara Pulau Sulawesi. Fakta lainnya, ada 2 afdeling zaman penjajahan Belanda yang bergabung dalam proses terbentuknya Provinsi Sultra. Afdeling Boeton Laiwoi yang terdiri atas onder afdeling Buton, Laiwoi, dan Muna, di tambah satu bekas onder afdeling dari afdeling Luwu, yaitu Kolaka. Afdeling Luwu berdiam di Sulawesi Selatan. Onder afdeling Kolaka ditarik masuk ke afdeling Boeton Laiwoi pada masa pendudukan Jepang 1942-1945 dan tetap dipertahankan begitu ketika Indonesia merdeka oleh pemerintahan awal negara ini. Pada masa penjajahan Belanda, Sultra merupakan bagian dari Provinsi Celebes (Sulawesi) dengan ibu kotanya Makassar. Setelah Indonesia merdeka pada 1945, pemerintah Indonesia di bawah pimpinan Soekarno...