Kendari, ibu kota Provinsi Sulawesi Tenggara, terletak di daratan Pulau Sulawesi di lengan tenggaranya. Provinsi ini terdiri atas 17 kabupaten/kota, kebanyakan justru berada di wilayah kepulauan ketimbang daratan. Sebanyak 9 daerah di kepulauan dan 8 daerah di wilayah daratan. Karena itu menjadi penting transportasi laut tersedia dengan lancar.
Terdapat 4 pulau mayor tempat berdirinya daerah-daerah otonom yang tergabung Provinsi Sultra, yaitu Pulau Muna, Buton, Wakatobi, dan Wawonii.
Keempat pelabuhan inilah pintu gerbang untuk mengakses wilayah kepulauan tersebut. Berbagai jenis moda transportasi disediakan dan diatur rute serta jadwal keberangkatannya masing-masing oleh otoritas pelayaran. Berikut 4 pelabuhan yang tersedia di Kota Kendari.
1. Pelabuhan Nusantara Kendari
|
Pelabuhan Nusantara Kendari |
Pelabuhan Nusantara Kendari merupakan pelabuhan umum, terletak di jantung kota. Pelabuhan bongkar muat penumpang dan barang.
Awalnya dia melayani juga peti kemas, namun setelah adanya Pelabuhan Bungkutoko pada 2015 maka sekarang kapal kontainer punya dermaga tersendiri.
Pelabuhan Nusantara Kendari selanjutnya berfokus melayani penumpang dan barang dengan kapal cepat (fiber) tujuan Kendari-Raha (Pulau Muna) dan Kendari-Baubau (Pulau Buton) pergi pulang. Dua trip setiap hari, pagi dan tengah hari. Pelabuhan Nusantara Kendari hanya beroperasi siang hari.
2. Pelabuhan Pangkalan Perahu Kendari (Pelabuhan Kapal Malam)
|
Pelabuhan Pangkalan Perahu Kendari |
Pelabuhan Pangkalan Perahu atau lebih populer dengan sebutan Pelabuhan Kapal Malam adalah pelabuhan awal Kendari, sebenarnya.
Letaknya tidak begitu jauh dari Pelabuhan Nusantara. Setelah terbangunnya Pelabuhan Nusantara, dia bermetamorfosa jadi pelabuhan pangkalan perahu. Melayani penumpang dan barang tujuan Kendari-Raha (Muna) dan Kendari-Ereke (Buton Utara)-Wanci (Wakatobi).
Walau gelarnya Pelabuhan Kapal Malam, sebenarnya ia tidak hanya beroperasi pada malam hari saja. Kapal penumpang tujuan Kendari-Ereke (Buton Utara)-Wanci (Wakatobi) tarik jangkar pada pagi hari sekitar pukul 09.00 Wita, tiba petang hari di Wanci. Kurang lebih 9 jam perjalanan.
Pemberangkatan malam hanya untuk penumpang tujuan Kendari-Raha. Start pukul 22.00 Wita, tiba subuh pukul 05.00 Wita di Pelabuhan Nusantara Raha.
Satu nilai tambah untuknya, kapal yang beroperasi di pelabuhan ini bisa mengangkut serta sepeda motor, sesuatu yang tidak bisa dilayani kapal cepat (fiber) yang beroperasi di Pelabuhan Nusantara Kendari.
Hanya saja, membawa sepeda motor akan dikenakan biaya tambahan di samping harga tiket, berupa jasa menaikkan dan menurunkan kendaraan.
3. Pelabuhan Feri Wawonii Kendari
|
Pelabuhan Feri Wawonii Kendari |
Pelabuhan Feri Wawonii masih di jantung Kota Kendari, tidak begitu jauh dari Pelabuhan Nusantara Kendari, melayan penyeberangan ke Pulau Wawonii tempat Kabupaten Konawe Kepulauan (Konkep) berdiri.
Pelabuhan ini berbagi tempat dengan pelabuhan kapal kayu tujuan Kendari-Wawonii di samping kanannya. Di sisi lain, pelabuhan ini disandari pula kapal-kapal penumpang dan barang menuju Sulawesi Tengah, yaitu Pelabuhan Menui, Bungku, dan Baturube. Mereka berbaris di sisi kiri pelabuhan feri.
4. Pelabuhan Bungkutoko Kendari
|
Pelabuhan Bungkutoko Kendari |
Dibangun sejak 2009 dengan APBN dan mulai beroperasi 2015, dia merupakan pelabuhan laut dalam. Posisinya di luar Teluk Kendari berhadapan langsung Laut Banda. Dekat mulut Teluk Kendari. Melayani kapal kargo dan kapal penumpang Pelni.
Namanya Pelni dia tidak hanya menghubungkan pulau-pulau dalam Provinsi Sultra melainkan menjembatani Nusantara. Di Kendari, Pelni menyediakan kapal perintis dengan pelayaran terjadwal.
Sejauh ini ada KFC Jetliner mengoperasikan pelayaran langsung Kendari-Wakatobi pergi pulang, 2 atau 3 kali seminggu. Jadwal sewaktu-waktu bisa berubah, tergantung kondisi, apalagi di musim angin timur yang garang.
Ada juga KM Sabuk Nusantara yang singgah 2 kali sebulan. Melayani rute Kendari, Wakatobi-Batauga-Baubau, Liana Banggai-Talaga-Sikeli-Pomalaa-Bulukumba. Di samping itu masih ada kapal Pelni lain yang rutin menyinggahi Kendari sejak dahulu, misalnya KM Tilongkabila.
Di samping empat pelabuhan ini, masih ada pilihan lain untuk mengakses wilayah kepulauan, bahkan ada pesawat yang melayani, misalnya, Kendari-Wakatobi dan Kendari Baubau.
Sejauh ini tidak ada masalah dengan kelancaran transportasi dari ibu kota ke daerah-daerah. Dia hanya akan menjadi ruwet di waktu-waktu tertentu, seperti, saat lebaran Idulfitri dan Iduladha. Jumlah penumpang membeludak karena adanya arus mudik sehingga pemerintah harus menambah armada transportasi. (*)
Comments
Post a Comment