Skip to main content

Omputo Kino Wuna

Kain kepala Lakina Muna

Setelah Kota Muna selesai dibangun La Pusaso, para pemimpin liwu (kampung), yaitu kino, yang semula tinggal di tengah-tengah rakyatnya masing-masing, sekarang diwajibkan tinggal di Kota Muna.

Menurut Jules Couvreur dalam buku Sejarah dan Kebudayaan Kerajaan Muna, hanya tiga kino yang tetap tinggal di luar Kota Muna, yaitu Kino Lohia, Kino Wasolangka, dan Kino Lahontohe.

Masing-masing wilayah merupakan daerah pantai yang harus dijaga bila ada serangan dari luar.

Pada waktu itu Lohia, Wasolangka, dan Lahontohe merupakan daerah pelabuhan di Pulau Muna.

Kino Bharata

Selain itu, ketiga kino mendapat tugas menagih uang bagi Omputo atas bahan penghasilan dari tanah. Karena itu tiga daerah ini disebut bharata. Kata bharata diambil dari kata bhaghata atau bhahata yang berarti budak.

Digelari demikian karena pada saat dinobatkan menjadi kino, mereka harus berjanji akan membela daerah dan hak Omputo sebagaimana seorang budak menjaga milik tuannya.

Wasolangka letaknya sama dengan kampung Wasolangka sekarang (tahun 1935 ketika Couvreur menulis buku ini).

Lohia juga terletak di kampung Lohia yang sekarang, termasuk daerah sekelilingnya sampai di tepi pantai dan sebagian besar distrik Katobu.

Sedangkan, Lahontohe mencakup semua daratan yang terletak antara batas wilayah Kino Labora dan wilayah Kino Lakologou.

Kampung Lahontohe yang asli dahulu kala terletak pada tempat yang sekarang ditinggalkan, yaitu di antara Kampung Lemoambo dan Walengkabola. Jadi letaknya dahulu lebih dekat pantai daripada letaknya yang sekarang (tahun 1935, red).

Ketika kino-kino hanya mengusai satu kompleks perladangan, lain halnya para kino bharata ini justru mempunyai lebih dari satu.

Wasolangka, misalnya, mencakup kampung-kampung Marobo, Matombura, Matanapa, Labuandiri, Manggarai, Wabalomo, Wadolau, dan Waburanse.

Di bawah kekuasaan Lahontohe adalah kampung-kampung Lianosa dan Wakowanenta.

Kino Lohia selain memimpin wilayah Lohia juga mengepalai 9 kampung lain, yaitu Duruka, Banggai, Masalili, Mabolu, Mabodo, Watuputi, Bangkali, Onsume, dan Kondongia. Kesembilan kampung itu disebut Siua Liwuno.

Semua kampung-kampung itu, yang tergolong dalam ketiga bharata, juga dipimpin oleh seorang kino yang diangkat oleh kino bharata, bukan diangkat oleh Omputo, karena bukan keturunan para Sugi.

Setelah semua kino dinobatkan oleh Omputo La Pusaso, maka Omputo memperoleh gelarnya sebagai Omputo Kino Wuna atau Tuan Semua Kino di Muna.

Dengan demikian, sekarang, pemerintahan Kerajaan Muna dipegang oleh seorang Omputo Kino Wuna didampingi 23 kino, 4 mino, dan 4 kamokula, serta 3 kino bharata.

Omputo dan 23 kino berdiam di Kota Muna. Sedangkan 3 kino bharata dan 4 kamokula tinggal di luar Kota Muna, di tengah rakyatnya masing-masing. (*)

Baca Juga:
Sugi
Kapitalao
Omputo

Comments

Popular posts from this blog

Katimboka: Layangan Pertama di Dunia

Peneliti layang-layang asal Jerman, Wolfgang Bieck, saat memulai penelusurannya pada 1997 mendapati semua literatur menunjuk Cina rumah kelahiran layang-layang dunia. Mengambil tonggak 2800 tahun lalu Cina telah menerbangkan layangan terbuat dari sutra dan bambu emas sebagai bingkainya. Penggalian lebih jauh mempertemukan Wolfgang dengan layang-layang di Asia Tenggara yang lebih primitif. Terbuat dari daun. Baca Juga: Raja Festival Layangan Internasional Itu Bernama Kolope Persepsinya mengenai layang-layang terdamprat. Dari situ dia mulai membuka jalur baru pemetaan asal muasal layang-layang, menggunakan pendekatan teori evolusi. Wolfgang Bieck mengungkapkan hal ini kepada penulis, saat Festival Layang-Layang Internasional 2006 yang diselenggarakan di Kabupaten Muna, satu pulau kecil di Indonesia. Ia menaruh purbasangka, layang-layang sutra hanya mata rantai berikut dari evolusi layang-layang, suatu pengembangan dari layang-layang daun. Persoalannya sekarang, di Asia Tenggara teru...

Pesan Geologi Berusia 1,8 Juta Tahun untuk Kabupaten Muna

Muna sebagai kabupaten usianya tahun ini 65 tahun, sebagai kerajaan umurnya menginjak 814 tahun, sebagai sebuah pulau usianya menurut Kementerian ESDM terbentuk sekitar 1,8 juta tahun yang lalu.  Ilustrasi pengangkatan Pulau Muna Muna 1 Juli 1959 mekar jadi kabupaten. Sama-sama mekar dengan Kecamatan Kendari, Buton, dan Kolaka saat Sulawesi Tenggara resmi terbentuk jadi provinsi, terpisah dari Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel). Sebelumnya Sulsel dan Sultra digabung jadi satu, Provinsi Sulawesi Selatan-Tenggara (Sulselra). Sejauh 2024 Muna sudah melahirkan 2 anak, yaitu Kabupaten Buton Utara yang dimekarkan pada 2 Januari 2007 dan 7 tahun kemudian tepatnya 23 Juli 2014 memekarkan Kabupaten Muna Barat. Terbersit rencana pemekaran dua wilayah lagi, Kota Raha dan Muna Timur.  Muna adalah nama suku yang mendiami satu dari dua pulau besar berdampingan di bawah lengan tenggara Pulau Sulawesi, Pulau Muna. Dan di sebelahnya Pulau Buton.  Secara administratif Muna berbagi tempat d...

Petunjuk Jalan Keliling Daerah Sulawesi Tenggara

Wakatobi hanya satu dari 4 pulau mayor di Sulawesi Tenggara yang memendam harta karun objek wisata alam yang eksotis. Mulai dari bawah laut, tepi pantai, hutan, sungai, air terjun, laguna, flora dan fauna endemik, gua purba, menara kars, hingga di angkasanya masih beterbangan burung langka dan layang-layang pertama di dunia, adalah semua apa destinasi wisata yang orang butuhkan, ada di jazirah ini. Provinsi Sulawesi Tenggara terdiri atas 17 kabupaten/kota, secara rinci 2 kota dan 15 kabupaten. Sebagian daerah-daerah itu berdiam di daratan utama Sulawesi dan sebagian tersebar di kepulauan. Persisnya 8 daerah di daratan dan 9 daerah di kepulauan. Wilayah Daratan Sebanyak 8 daerah di daratan adalah: Kabupaten Kolaka ibu kotanya Kolaka Kabupaten Kolaka Utara (Kolut) ibu kotanya Wanggudu Kabupaten Kolaka Timur (Koltim) ibu kotanya Tirawuta Kabupaten Konawe ibu kotanya Unaaha Kabupaten Konawe Utara (Konut) ibu kotanya Lasusua Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) ibu kotanya Andoolo Kota Kendari...