Setelah Titakono menjabat Omputo Kino Wuna, tidak banyak terjadi perubahan baik itu dalam penataan kampung-kampung maupun sistem pemerintahan.
Sedikit perubahan terjadi di bawah pemerintahan pengganti Titakono, La Ode Saadudin, putra Rimpei Somba.
Rimpei Somba adalah saudara kandung Titakono dan Lakilaponto.
Di era La Ode Saadudin, anggota Syarat Muna yang jumlahnya 6 orang yaitu omputo, bhonto bhalano, dan keempat ghoerano kini ditambah dengan 3 orang lagi, yaitu seorang mintarano bhitara, dan dua kapitalao. Jadi jumlahnya 9 orang.
Sistem yang diletakkan fondasinya oleh Titakono terus dipertahankan sampai suatu hari pada tahun 1910 ketika Belanda datang dan menghapus sistem ghoera menjadi distrik.
Pembagian kampung masing-masing distrik pun berubah.
Belanda sekaligus menghapus Syarat Muna pada tahun itu juga.
Berikut ini Omputo Kino Wuna setelah La Ode Saadudin, sebelum era perselisihan-perselisihan.
- La Ode Kaindea, putra Titakono
- La Ode Tuga, putra La Ode Kaindea
- La Ode Huseini, kapitalao di Buton, putra La Ode Tuga
- La Ode Pontimasa, Kapitalao Wawoangi di Buton.
- La Ode Haerum Baradhai, putra La Ode Huseini.
- La Ode Umara, adik Haerum Baradhai
- La Ode Murusali, adik La Ode Umara.
- La Ode Tumowu, Kapitalao Lakologou di Buton, putra Sultan Buton. La Ode Tumowu menikah dengan Wa Ode Aisa, putri Haerum Baradhai (nomor 5).
- La Ode Ngkumabusi, putra Kino Lolibu di Buton, menikah dengan cucu La Ode Huseini (nomor 3).
- La Ode Ete, putra Daeng Marewa, Lakina Tiworo dan Wa Ode Kadingke putri Kapitalao Lasehao. Kapitalao Lasehao La Ode Zainulabudina merupakan putra La Ode Huseini (nomor 3).
- La Ode Sumaeli, putra La Ode Murusali (nomor 7).
- La Ode Malei, putra pejabat tinggi di Buton.
- La Ode Bulai, putra La Ode Ete (nomor 10).
- La Ode Ngkada, Kapitalao Lohia.
Era perselisihan memperebutkan singgasana Kerajaan Muna dimulai ketika La Ode Bulai berkuasa. (*)
Dipetik dari buku Sejarah dan Kebudayaan Kerajaan Muna, Jules Couvreur
Comments
Post a Comment