Skip to main content

Kota Muna

Sepeninggal Lakilaponto ke Pulau Buton memangku Kerajaan Wolio, tahta Kerajaan Muna dipegang saudara kandungnya, La Pusaso.

Menurut Jules Couvreur dalan buku Sejarah dan Kebudayaan Kerajaan Muna, pembagunan Kota Muna oleh Lakilaponto yang terhenti dilanjutkan oleh La Pusaso.

Tadinya baru fondasi keliling, La Pusaso membangun tembok melingkar serta mendirikan bangunan pemerintahan di dalamnya, sesuai visi Lakilaponto.

Peta Kota Muna

Kota Muna pada akhirnya merupakan sebuah kompleks yang dikelilingi tembok berbentuk lingkaran besar, semacam benteng.

Tembok setinggi 4 meter dan lebar kurang lebih 3 meter melewati bukit-bukit dan lembah-lembah.

Panjang keseluruhan tembok keliling kurang lebih 8.073 meter atau sekitar 8 kilometer (km).

Di dalamnya ada kediaman raja, pasar sekaligus pengadilan, kediaman sejumlah pejabat yang diizinkan tinggal di dalam, dan ada tempat pelantikan.

Yang menghubungkan Kota Muna dengan dunia luar hanyalah tiga gerbang. Satu gerbang menuju ke Kaura, satu lagi gerbang menuju Tongkuno, dan gerbang menuju Lembo.

Masyarakat yang tinggal di luar Kota Muna hanya boleh masuk pada hari pasar atau dipanggil pun apabila hendak menghadap kepada seorang pemimpin.

Dalam Kota Muna telah ditentukan beberapa peraturan, umpamanya dilarang naik kuda masuk Kota Muna kecuali pejabat tinggi.

Kota Muna mulai ditinggalkan pada waktu perselisihan Omputo Kino Wuna La Ode Kaili dan Kapitalao Lohia La Ode Tau.

Seiring itu keamanan dalam Kota Muna tidak terjamin lagi. Sejak itu Kota Muna makin runtuh.

Satu-satunya rumah yang sudah bertahun-tahun berdiri dibongkar pada 1910.

Sampai 1935 masih ditemukan sebagian tembok pagar keliling, reruntuhan pagar kediaman Omputo, sebuah meriam besar bekas milik kompeni yang terletak di tengah alang-alang dekat bekas kediaman Omputo, serta beberapa tempat duduk pejabat tinggi pada waktu pengangkatannya. Selain itu masih terdapat juga beberapa kuburan. (*)

Dipetik dari buku Sejarah dan Kebudayaan Kerajaan Muna, Jules Couvreur


Comments

Popular posts from this blog

Lagu tentang Desember

Semua hal di dunia ini barangkali sudah pernah dibuatkan lagu. Tidak terkecuali nama bulan. Setiap bulan kayaknya ada lagunya, mulai dari Januari sampai Desember. Seperti halnya bulan ini kita berada di Desember, Indonesia punya beberapa lagu populer yang diciptakan dengan judul Desember. 1. Kenangan Desember - Arie Koesmiran (1970) Arie Koesmiran Ini lagu cewek. Lewat lagu ini si cewek membuka rahasia hatinya yang terdalam. Setiap wanita pasti punya kenangan emas, kenangan yang sangat berkesan dalam hidupnya. Kenangan emasnya dia direbut oleh seorang pria yang pernah membuatnya jatuh hati. Pria itu pun mencintainya sepenuh hati. Kedua remaja  terlibat asmara. Pada malam dia merayakan hari lahirnya di bulan Desember, kekasih hatinya hadir. Asmara sedang mekar-mekarnya. Dia dihadiahi peluk dan ciumaan mesra. Peluk cium pertama yang direguknya. Tak disangka itu yang penghabisan pula. Kisah cintanya dengan pria itu singkat tapi meninggalkan kesan yang sangat dalam. Apakah sang kekasih...

Tempat Keramaian Kendari, Wisata Malam Ruang Terbuka

Kota Kendari punya beberapa pilihan tempat kongko di ruang terbuka, tempat orang membentuk keramaian umum. Beberapa di antaranya menjadi tempat wisata malam pelepas penat, mengendurkan urat syaraf, menurunkan ketegangan setelah seharian sibuk beraktivitas.  Kendari, daerah yang perkembangan kotanya melingkari Teluk Kendari, tidak heran kebanyakan wisata kuliner, hotel, dan spot foto hits dibangun di tepi teluk, menjual view teluk dan dua landmark Kendari yang ikonik, Jembatan Teluk Kendari dan masjid terapung Al Alam. Berikut ini pilihan wisata malam ruang terbuka dan tempat-tempat keramaian yang populer.  1. Kendari Beach Kendari Beach dengan latar Teluk Kendari dan Masjid Al Alam di kejauhan Ada sepenggal jalan bypass di Kemaraya, jalur sepanjang Taman Teratai sampai Meohai Park, sebuah taman yang diapit Jln Ir H Alala dan Jln Sultan Hasanuddin, tempat keramaian pertama di Kendari sejak 80-an dan masih eksis sampai hari ini sebagai tempat favorit nongkrong. Panjangnya hanya ...

Kabupaten Tertua di Sulawesi Tenggara Berikut Modal Otonominya

Bicara kabupaten tertua berarti kembali ke masa awal terbentuknya Sulawesi Tenggara (Sultra) jadi provinsi pada 1964, ketika 4 kabupaten bergabung membentuk satu provinsi. Mereka adalah Kendari, Kolaka, Muna, dan Buton. Keempatnya di masa lalu adalah kerajaan mayor di jazirah tenggara Pulau Sulawesi. Fakta lainnya, ada 2 afdeling zaman penjajahan Belanda yang bergabung dalam proses terbentuknya Provinsi Sultra. Afdeling Boeton Laiwoi yang terdiri atas onder afdeling Buton, Laiwoi, dan Muna, di tambah satu bekas onder afdeling dari afdeling Luwu, yaitu Kolaka. Afdeling Luwu berdiam di Sulawesi Selatan. Onder afdeling Kolaka ditarik masuk ke afdeling Boeton Laiwoi pada masa pendudukan Jepang 1942-1945 dan tetap dipertahankan begitu ketika Indonesia merdeka oleh pemerintahan awal negara ini. Pada masa penjajahan Belanda, Sultra merupakan bagian dari Provinsi Celebes (Sulawesi) dengan ibu kotanya Makassar. Setelah Indonesia merdeka pada 1945, pemerintah Indonesia di bawah pimpinan Soekarno...