Skip to main content

Posts

Merenda Kehidupan yang Hilang di Pulau Renda

Laut seakan kembali menyapih kehidupan nelayan Pulau Renda. Ikan dan kepiting mulai akrab dan berdatangan, setelah bom-bom ikan yang merenggut sanak keluarganya, memaksa mereka eskodus berpuluh-puluh tahun lamanya. Itulah tahun 2006 yang membangkitkan, persis ketika hutan bakau kembali menghijau dan terumbu-terumbu karang bertunas dengan leluasa. Matahari memancar ceria, dibelai angin sejuk dari nafas-nafas mangrove yang sedang bergairah. Pantai biru membiaskan hijau, warna rumput laut yang menari gemulai dicandai ombak. Apa pun yang membuat semuanya berubah, yang oleh masyarakat setempat disebut program Marine Coastal Resources Management Project (MCRMP), maka Pulau Renda, sebuah pulau kecil nelayan yang diapit kegarangan Selat Speelman dan Selat Tiworo, sekarang menjadi sebuah tempat yang ramah bagi suku Bajo Bungin Sikalangkah. Pulau Renda terletak di utara kota Raha Kabupaten Muna. Satu dari 14 desa di Kecamatan Napabalano. Letaknya sedikit keluar, berupa pulau kecil di utara Tampo...

Raja Festival Layangan Internasional Itu Bernama Kaghati Kolope

Kalaupun umbinya sebagai makanan tradisional tidak begitu terkenal, namun daun Kolope melanglang dunia membawa harum Kabupaten Muna berkibar di angkasa Internasional.  Layang-layang daun Kolope oleh penduduk Muna dinamakan Kaghati Kolope berulang kali menjuarai Festival Layang-Layang Internasional. Dan lantaran daun Kolope itu juga, berbagai negara di dunia sudi datang ke Pulau Muna untuk mengikuti festival layang-layang.  Layang-layang daun Kolope oleh warga lokal disebut Kaghati Kolope Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dinamakan Kolope di Muna disebut Gadung. Tumbuhan melilit, berumbi, dari suku Uwi-Uwian.  Kolope menghasilkan umbi yang beracun, tapi dapat dimakan apabila diolah dengan benar. Bila tidak diolah lebih dahulu atau diolah kurang benar, Kolope dapat menyebabkan pusing dan muntah, gejala keracunan. Di Muna, Kolope dimakan dengan cara dikukus. Di daerah lain direbus, ada pula yang menjadikannya keripik. Di Malaysia malah diolah jadi arak dengan nama Ubi ...

Layang-layang Ikut Andil dalam Penemuan Ilmiah

Layang-layang ternyata tidak sekedar sebuah permainan rakyat. Siapa yang percaya kalau sejarah panjang layang-layang ikut andil dalam berbagai penemuan ilmiah dan perkembangan ilmu pengetahuan atau bahkan menjadi mesin perang? Dengan layang-layang, pada tahun 1752, negarawan dan ilmuwan Amerika, Benjamin Franklin, berhasil membuktikan teorinya bawa petir itu bermuatan listrik. Sejak tahun 1749 layang-layang bahkan sudah dipakai dalam penelitian ilmiah. Waktu itu Alexander Wilson (1714-1786) dan Thomas Melvil (1726-1753) dari Skotlandia memasang termometer pada layang-layang untuk mengukur permukaan bumi. Layang-layang juga berperan penting dalam pengembangan pesawat, karena Orville dan Wilbur Wright menggunakan jenis ini untuk menguji teori mereka tentang pemelintiran sayap, sebelum akhirnya berhasil menemukan pesawat terbang pertama tahun 1903. Dan, Alexander Graham Bell, penemu telepon pernah merancang layang-layang untuk dikembangkan jadi pesawat penumpang. Manfaat praktis layang-la...