Layang-layang ternyata tidak sekedar sebuah permainan rakyat. Siapa yang percaya kalau sejarah panjang layang-layang ikut andil dalam berbagai penemuan ilmiah dan perkembangan ilmu pengetahuan atau bahkan menjadi mesin perang?
Dengan layang-layang, pada tahun 1752, negarawan dan ilmuwan Amerika, Benjamin Franklin, berhasil membuktikan teorinya bawa petir itu bermuatan listrik. Sejak tahun 1749 layang-layang bahkan sudah dipakai dalam penelitian ilmiah. Waktu itu Alexander Wilson (1714-1786) dan Thomas Melvil (1726-1753) dari Skotlandia memasang termometer pada layang-layang untuk mengukur permukaan bumi.
Manfaat praktis layang-layang pun cukup banyak. Di antaranya tahun 1847, membantu merentang kawat melintasi sungai Niagara antara AS dan Kanada, untuk membangun jembatan gantung pertama. Sedangkan tahun 1800 hingga awal 1900-an, meteorolog memanfaatkan layang-layang kotak yang dilengkapi alat pengukur cuaca.
Di Kabupaten Muna, yang terkenal dengan layang-layang daun Kolope, salah satu tempat dimana kalender vestifal layang-layang internasional digelar, layang-layang tidak sekedar permainan rakyat, tapi juga memiliki fungsi ritual dan manfaat praktis. Dahulu, ritual layang-layang dilaksanakan untuk membuang sial melalui upacara sakral. Sehari-hari, layang-layang digunakan untuk mengusir burung dan hama babi melalui suara Kamuu-nya, yang ribut. (*)
Baca Juga:
Dengan layang-layang, pada tahun 1752, negarawan dan ilmuwan Amerika, Benjamin Franklin, berhasil membuktikan teorinya bawa petir itu bermuatan listrik. Sejak tahun 1749 layang-layang bahkan sudah dipakai dalam penelitian ilmiah. Waktu itu Alexander Wilson (1714-1786) dan Thomas Melvil (1726-1753) dari Skotlandia memasang termometer pada layang-layang untuk mengukur permukaan bumi.
Layang-layang juga berperan penting dalam pengembangan pesawat, karena Orville dan Wilbur Wright menggunakan jenis ini untuk menguji teori mereka tentang pemelintiran sayap, sebelum akhirnya berhasil menemukan pesawat terbang pertama tahun 1903. Dan, Alexander Graham Bell, penemu telepon pernah merancang layang-layang untuk dikembangkan jadi pesawat penumpang.
Manfaat praktis layang-layang pun cukup banyak. Di antaranya tahun 1847, membantu merentang kawat melintasi sungai Niagara antara AS dan Kanada, untuk membangun jembatan gantung pertama. Sedangkan tahun 1800 hingga awal 1900-an, meteorolog memanfaatkan layang-layang kotak yang dilengkapi alat pengukur cuaca.
Khusus pada militer, selama "Perang Dunia II" (1939-1945) secoki penyelamat dilengkapi layang-layang berantena radio untuk mengitim pesan SOS. Layang-layang raksasa dari bahan sintetis sekarang telah dicoba menjadi alat untuk menghemat penggunaan bahan bakar kapal pengangkut. Pada saat angin berhembus kencang, kapal akan membentangkan layar raksasa seperti layang-layang yang akan "menarik" kapal sehingga menghemat penggunaan bahan bakar.
Tidak usah jauh-jauh, di Indonesia, pemanfaatan layang-layang untuk berbagai keperluan juga sangat akrab. Layang-layang Di Jawa Barat, Lampung, dan beberapa tempat di Indonesia ditemukan layang-layang yang dipakai sebagai alat bantu memancing. Layang-layang ini terbuat dari anyaman daun sejenis anggrek tertentu, dan dihubungkan dengan mata kail.
Tidak usah jauh-jauh, di Indonesia, pemanfaatan layang-layang untuk berbagai keperluan juga sangat akrab. Layang-layang Di Jawa Barat, Lampung, dan beberapa tempat di Indonesia ditemukan layang-layang yang dipakai sebagai alat bantu memancing. Layang-layang ini terbuat dari anyaman daun sejenis anggrek tertentu, dan dihubungkan dengan mata kail.
Salah satunya, masyarakat kepulauan Talaud, yang terletak di Propinsi Sulawesi Utara. Tradisi menangkap ikan dengan cara yang unik ini telah dilakukan masyarakat di pulau ini sejak tahun 1930-an silam. Di Pangandaran dan beberapa tempat lain, layang-layang dipasangi jerat untuk menangkap kalong atau kelelawar.
Di Kabupaten Muna, yang terkenal dengan layang-layang daun Kolope, salah satu tempat dimana kalender vestifal layang-layang internasional digelar, layang-layang tidak sekedar permainan rakyat, tapi juga memiliki fungsi ritual dan manfaat praktis. Dahulu, ritual layang-layang dilaksanakan untuk membuang sial melalui upacara sakral. Sehari-hari, layang-layang digunakan untuk mengusir burung dan hama babi melalui suara Kamuu-nya, yang ribut. (*)
Comments
Post a Comment