Skip to main content

Napabale Laguna, Lukisan Vagina Alam

Napabale Laguna adalah air laut yang dijebak cincin karang. Membentuk Napabale seperti cawan. Air berkubang luas dan dalam, dilingkari bukit-bukit karang yang tinggi, terjal.

Bukit rimbun menghijau nan kokoh seperti benteng penjaga, yang menjaga Napabale; Lukisan Vagina Alam.

Wolfgang Bieck, peneliti evolusi layang-layang asal Jerman yang pernah tiga kali ke sana, menyebutnya Napabale Laguna. Wolfgang yang juga fotografer professional bahkan mengabadikannya dalam sejumlah fotografi dan koleksinya itu dibuatkan artikel pada sebuah tabloid Jerman.Tak cuma itu, ia juga memamerkannya di internet melalui situs pribadinya.

Napabale terletak di tebing tinggi Lohia, Kabupaten Muna Provinsi Sulawesi Tenggara, dekat pantai persis menghadap pemandangan Selat Buton. Air laut mengalir lewat goa-goa kecil di kaki bukit karang. Bentuknya seperti tube fallopi, menjadi lorong jutaan sperma kehidupan laut Selat Buton berenang mencari tempat paling aman mempertahankan keberlanjutan genetiknya.

Napabale kemudian menjadi plasma nutfah, rahim yang melahirkan jutaan bayi bagi Mr Selat Buton. Tidak mengherankan Napabale punya koleksi spesies yang beragam. Keragaman itu menciptakan dunia tersendiri di dasar Napabale.

Ditambah ukiran alam bukit Lohia dan didandani beragam keunikan jenis pohon, ruput dan bunga, berpadu sempurna menciptakan panorama indah nan menawan. Airnya biru, berselimut bukit menghijau. Teduh, tegar, mengagumkan.

Sebenarnya, Napabale seperti lukisan. Dilukis angin dan ombak, panas dan dingin, jutaan tahun yang lampau. Ya, lukisan yang diwariskan purbakala. Seberapa arif masyarakat Muna modern dibanding moyang purbanya, akan sangat menetukan apakah Napabale dapat diwariskan kembali pada generasi berikutnya. Atau hanya cukup untuk kita.

Keunikan lainnya, Napabale memadukan dua obyek wisata yaitu danau dan pantai. Dari danau, bisa bertualang melalui gua, lalu keluar menuju tepi pantai. Pantai berpasir tempat orang berjemur, bermain ombak atau boneka pasir.

Bagi yang tidak suka menantang ombak, bisa kembali ke danau yang tenang, bermain di atasnya dengan sampan atau menjelajah di kedalamannya dengan snorkelin, menikmati pemandangan bawah air yang menakjubkan. Atau menjelajahi gua-gua karang dengan stalaktik dan stalakmit.

Tapi hati-hati, air pasang bisa menutup goa lalu mebenamkannya di bawah air. Gua hanya dapat dijelajahi pada saat air surut, jadi perlu mencatat waktu pasang surut melalui warga setempat.

Dari kota Raha, ibu kota Kabupaten Muna, Napabale dapat ditempuh melalui jalan darat atau laut. Melalui darat, dapat ditempuh sekitar 30 menit dengan berkendaraan. Jalan kaki tentu lebih lama lagi. Lewat laut dapat menyewa katinting tidak sampai 15 menit, sampai. (*)

Comments

Popular posts from this blog

Katimboka: Layangan Pertama di Dunia

Peneliti layang-layang asal Jerman, Wolfgang Bieck, saat memulai penelusurannya pada 1997 mendapati semua literatur menunjuk Cina rumah kelahiran layang-layang dunia. Mengambil tonggak 2800 tahun lalu Cina telah menerbangkan layangan terbuat dari sutra dan bambu emas sebagai bingkainya. Penggalian lebih jauh mempertemukan Wolfgang dengan layang-layang di Asia Tenggara yang lebih primitif. Terbuat dari daun. Baca Juga: Raja Festival Layangan Internasional Itu Bernama Kolope Persepsinya mengenai layang-layang terdamprat. Dari situ dia mulai membuka jalur baru pemetaan asal muasal layang-layang, menggunakan pendekatan teori evolusi. Wolfgang Bieck mengungkapkan hal ini kepada penulis, saat Festival Layang-Layang Internasional 2006 yang diselenggarakan di Kabupaten Muna, satu pulau kecil di Indonesia. Ia menaruh purbasangka, layang-layang sutra hanya mata rantai berikut dari evolusi layang-layang, suatu pengembangan dari layang-layang daun. Persoalannya sekarang, di Asia Tenggara teru...

Pesan Geologi Berusia 1,8 Juta Tahun untuk Kabupaten Muna

Muna sebagai kabupaten usianya tahun ini 65 tahun, sebagai kerajaan umurnya menginjak 814 tahun, sebagai sebuah pulau usianya menurut Kementerian ESDM terbentuk sekitar 1,8 juta tahun yang lalu.  Ilustrasi pengangkatan Pulau Muna Muna 1 Juli 1959 mekar jadi kabupaten. Sama-sama mekar dengan Kecamatan Kendari, Buton, dan Kolaka saat Sulawesi Tenggara resmi terbentuk jadi provinsi, terpisah dari Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel). Sebelumnya Sulsel dan Sultra digabung jadi satu, Provinsi Sulawesi Selatan-Tenggara (Sulselra). Sejauh 2024 Muna sudah melahirkan 2 anak, yaitu Kabupaten Buton Utara yang dimekarkan pada 2 Januari 2007 dan 7 tahun kemudian tepatnya 23 Juli 2014 memekarkan Kabupaten Muna Barat. Terbersit rencana pemekaran dua wilayah lagi, Kota Raha dan Muna Timur.  Muna adalah nama suku yang mendiami satu dari dua pulau besar berdampingan di bawah lengan tenggara Pulau Sulawesi, Pulau Muna. Dan di sebelahnya Pulau Buton.  Secara administratif Muna berbagi tempat d...

Petunjuk Jalan Keliling Daerah Sulawesi Tenggara

Wakatobi hanya satu dari 4 pulau mayor di Sulawesi Tenggara yang memendam harta karun objek wisata alam yang eksotis. Mulai dari bawah laut, tepi pantai, hutan, sungai, air terjun, laguna, flora dan fauna endemik, gua purba, menara kars, hingga di angkasanya masih beterbangan burung langka dan layang-layang pertama di dunia, adalah semua apa destinasi wisata yang orang butuhkan, ada di jazirah ini. Provinsi Sulawesi Tenggara terdiri atas 17 kabupaten/kota, secara rinci 2 kota dan 15 kabupaten. Sebagian daerah-daerah itu berdiam di daratan utama Sulawesi dan sebagian tersebar di kepulauan. Persisnya 8 daerah di daratan dan 9 daerah di kepulauan. Wilayah Daratan Sebanyak 8 daerah di daratan adalah: Kabupaten Kolaka ibu kotanya Kolaka Kabupaten Kolaka Utara (Kolut) ibu kotanya Wanggudu Kabupaten Kolaka Timur (Koltim) ibu kotanya Tirawuta Kabupaten Konawe ibu kotanya Unaaha Kabupaten Konawe Utara (Konut) ibu kotanya Lasusua Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) ibu kotanya Andoolo Kota Kendari...