Skip to main content

Caleg Lolos DPR RI Dapil Sultra Pileg 2024

Partai Amanat Nasional (PAN) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) terlempar dari gedung DPR RI, satu-satunya dari kelompok 6 parpol yang duduk Senayan hasil Pileg 2019 namun bernasib buruk di Pileg  2024  yang digelar 14 Februari.

kamperodo caleg DPR RI Dapil Sultra 2024
Ilustrasi Kursi Panas Rebutan Politikus

Ia didepak oleh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), yang kemudian menahbiskan diri sebagai pendatang baru. Adalah Jaelani orang PKB pertama yang duduk di Senayan dari Daerah Pemilihan (Dapil) Sultra. Sebuah kejutan untuk pemilu kali ini. 

PAN telah duduk di Senayan sejak pemilu 2004 atau pemilu kedua setelah reformasi. PAN bertahan selama 4 pemilu atau hanya sampai pemilu 2019.

Lima parpol lainnya yang sukses mempertahankan kursi DPR RI yaitu 

Gerindra (Gerakan Indonesia Raya), parpol besutan Prabowo ini konsisten menancapkan kehadiran di Senayan sejak Pemilu 2014 saat berhasil menggusur PKS.

Demokrat merebut Senayan pada pemilu 2009 dari tangan PDIP. 

Golkar tidak pernah tergusur sejak pemilu reformasi pada 1999. Sudah 6 pemilu.

Nasdem (Nasional Demokrat) bertahan sejak duduk pada pemilu 2019 lalu ketika ia mendepak PPP.

PDIP (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan), bertahan sejak comeback 2019 lalu setelah sempat terlempar dua kali pemilu pada 2009 dan 2014.

Berdasarkan formulir D hasil rekapitulasi suara Komisi Pemilihan Umum (KPU) di 17 kabupaten dan kota di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), enam parpol memastikan lolos di DPR RI adalah Gerindra (233.478 suara), NasDem (207.276 suara), PDIP (175.830 suara), Demokrat (159.282 suara), Golkar (149.788 suara), dan PKB (147.175 suara).

Berikut parpol di Sultra yang berhasil merebut 6 kuota kursi DPR RI Periode 2024-2029. Masing-masing mengamankan 1 kursi.

1

NasDem

1 kursi

Asnawati Hasan (Tina Nur Alam)

2

Gerindra

1 kursi

Bahtra

3

PDIP

1 kursi

Ahmad Sjafei

4

Demokrat

1 kursi

Rusda Mahmud

5

PKB

1 kursi

Jaelani

6

Golkar

1 kursi

Ridwan Bae

Jaelani berstatus pendatang baru tidak sendirian, melainkan ditemani politikus asal PDIP, Ahmad Sjafei, yang sukses mendepak kompatriotnya, Hugua, yang telah duduk di DPR RI sejak 2019.

Berikut ini anggota DPR RI Dapil Sultra dari pemilu ke pemilu, dimulai Pemilu 1999.

Pileg 1999 (Kuota 5 Kursi)

1

Golkar

3 kursi

La Ode Djeni Hasmar

 

 

 

Rustam Tamburaka

 

 

 

Anwar Adnan Saleh

2

PPP

1 kursi

Habil Marati

3

PDIP

1 kursi

Theo Syafei

Terlihat jelas di sini dominasi Partai Golkar di Sultra dengan memborong 3 kursi.

Pileg 2004 (Kuota 5 Kursi)

1

Golkar

2 kursi

Rustam Tamburaka

 

 

 

Mustika Rahim

2

PDIP

1 kursi

Razak Porosi

3

PPP

1 kursi

Habil Marati

4

PAN

1 kursi

Arbab Paproeka

Untuk pertama kalinya PAN lolos Senayan. Dominasi Golkar menurun menyisakan 2 kursi di mana sebelumnya 3 kursi.

Pileg 2009 (Kuota 5 Kursi)

1

PKS

1 kursi

Yan Herizal

2

PAN

1 kursi

Wa Ode Nurhayati

3

Demokrat

2 kursi

Umar Arsal

 

 

 

Andi Rachmat

4

Golkar

1 kursi

Oheo Sinapoy

Kali pertama PKS dan Demokrat melenggang ke gedung DPR RI. PPP dan PDIP terlempar dari Senayan. Performa Golkar menurun tinggal 1 kursi.  

Pileg 2014 (Kuota 5 Kursi)

1

Golkar

1 kursi

Ridwan Bae

2

Gerindra

1 kursi

Haerul Saleh

3

Demokrat

1 kursi

Umar Arsal

4

PAN

1 kursi

Asnawati Hasan (Tina Nur Alam)

5

PPP

1 kursi

Amirul Tamim

Gerindra mengecap pengalaman pertamanya duduk di Senayan. PKS terlempar. PPP comeback. Mulai pemilu ini tidak ada lagi parpol yang sanggup membuat brace atau mecetak 2 kursi DPR RI. Persaingan semakin ketat. 

Pileg 2019 (Kuota 6 Kursi)

1

PDIP

1 kursi

Hugua

2

Demokrat

1 kursi

Rusda Mahmud)

3

Golkar

1 kursi

Ridwan Bae

4

Gerindra

1 kursi

Bahtra/PAW Imran

5

NasDem

1 kursi

Asnawati Hasan (Tina Nur Alam)

6

PAN

1 kursi

Fachry Pahlevi Konggoasa

Dan untuk pertama kalinya NasDem lolos senayan, mendepak PPP.  PDIP kembali ke senayan setelah sempat kehilangan kursi pada pemilu 2009 dan 2014. Bahkan ketika kuota ditambah satu menjadi 6 kursi pada pemilu ini, tetap tidak ada lagi parpol yang bisa meraih 2 kursi, termasuk di pemilu berikutnya.

Parpol di Sultra yang sudah menikmati empuknya kursi DPR RI sejauh ini hanya 9 partai.

No

Parpol

Tahun Pemilu

1

Golkar

1999, 2004, 2009, 2014, 2019, 2024

2

PDIP

1999, 2004, 2019, 2024

3

PPP

1999, 2004, 2014

4

PAN

2004, 2009, 2014, 2019

5

PKS

2009

6

Demokrat

2009, 2014, 2019, 2024

7

Gerindra

2014, 2019, 2024

8

PKB

2024

9

NasDem

2019, 2024


Kesembilan parpol inilah yang bergelut saling bergantian mengisi 6 kuota kursi DPR RI untuk Dapil Sultra. 

Cetak Hattrick

Dari data pemilu di atas, Ridwan Bae dan Tina Nuralam memecahkan rekor tiga periode di DPR RI. sebelumnya paling lama seseorang dari Dapil Sultra duduk di DPR RI hanya dua periode. 

Politikus yang mencecap kursi Senayan dua periode:
  • Rustam Tamburaka, Habil Marati 
  • Umar Arsal 
  • Rusda Mahmud 
Ditambah satu nama lagi, Bahtra, politikus Gerindra yang periode pertamanya menjadi pengganti antarwaktu (PAw) almarhum Imran untuk menghabiskan sisa periode 2019-2024. Lalu pada Pemilu 2024 dia datang berstatus incumbent dan lolos. Imran meninggal dunia sebelum menuntaskan masa jabatannya. 

Ridwan Bae, mantan Bupati Muna dan Tina Nur Alam, istri mantan Gubernur Sultra Nur Alam, keduanya duduk di DPR RI sejak 2014, sehingga tahun ini merupakan tahun ketiga mereka berada di Senayan.

Hanya saja, kemenangan Tina Nur Alam digugat kompatriotnya di Nasdem, Ali Mazi, peraih suara terbanyak kedua. Ali Mazi merupakan mantan Gubernur Sultra yang berakhir masa jabatannya belum lama ini, dia juga menjabat Ketua Nasdem Provinsi Sultra. 

Dalam perjalanan gugatan yang bergulir di Mahkamah Konstitusi itu, Tina Nur Alam di hadapan hakim MK mengumumkan pengunduran dirinya dari DPR RI sebagai caleg terpilih asal Nasdem periode 2024-2029 dengan alasan ingin menghindari konflik. 

Di samping itu Tina Nur Alam juga berniat maju sebagai Calon Gubernur Sultra di Pilkada November 2024 mendatang, di mana aturan mengharuskan anggota legislatif mesti mengundurkan diri.(*) 

Comments

Popular posts from this blog

Lagu tentang Desember

Semua hal di dunia ini barangkali sudah pernah dibuatkan lagu. Tidak terkecuali nama bulan. Setiap bulan kayaknya ada lagunya, mulai dari Januari sampai Desember. Seperti halnya bulan ini kita berada di Desember, Indonesia punya beberapa lagu populer yang diciptakan dengan judul Desember. 1. Kenangan Desember - Arie Koesmiran (1970) Arie Koesmiran Ini lagu cewek. Lewat lagu ini si cewek membuka rahasia hatinya yang terdalam. Setiap wanita pasti punya kenangan emas, kenangan yang sangat berkesan dalam hidupnya. Kenangan emasnya dia direbut oleh seorang pria yang pernah membuatnya jatuh hati. Pria itu pun mencintainya sepenuh hati. Kedua remaja  terlibat asmara. Pada malam dia merayakan hari lahirnya di bulan Desember, kekasih hatinya hadir. Asmara sedang mekar-mekarnya. Dia dihadiahi peluk dan ciumaan mesra. Peluk cium pertama yang direguknya. Tak disangka itu yang penghabisan pula. Kisah cintanya dengan pria itu singkat tapi meninggalkan kesan yang sangat dalam. Apakah sang kekasih...

Tempat Keramaian Kendari, Wisata Malam Ruang Terbuka

Kota Kendari punya beberapa pilihan tempat kongko di ruang terbuka, tempat orang membentuk keramaian umum. Beberapa di antaranya menjadi tempat wisata malam pelepas penat, mengendurkan urat syaraf, menurunkan ketegangan setelah seharian sibuk beraktivitas.  Kendari, daerah yang perkembangan kotanya melingkari Teluk Kendari, tidak heran kebanyakan wisata kuliner, hotel, dan spot foto hits dibangun di tepi teluk, menjual view teluk dan dua landmark Kendari yang ikonik, Jembatan Teluk Kendari dan masjid terapung Al Alam. Berikut ini pilihan wisata malam ruang terbuka dan tempat-tempat keramaian yang populer.  1. Kendari Beach Kendari Beach dengan latar Teluk Kendari dan Masjid Al Alam di kejauhan Ada sepenggal jalan bypass di Kemaraya, jalur sepanjang Taman Teratai sampai Meohai Park, sebuah taman yang diapit Jln Ir H Alala dan Jln Sultan Hasanuddin, tempat keramaian pertama di Kendari sejak 80-an dan masih eksis sampai hari ini sebagai tempat favorit nongkrong. Panjangnya hanya ...

Kabupaten Tertua di Sulawesi Tenggara Berikut Modal Otonominya

Bicara kabupaten tertua berarti kembali ke masa awal terbentuknya Sulawesi Tenggara (Sultra) jadi provinsi pada 1964, ketika 4 kabupaten bergabung membentuk satu provinsi. Mereka adalah Kendari, Kolaka, Muna, dan Buton. Keempatnya di masa lalu adalah kerajaan mayor di jazirah tenggara Pulau Sulawesi. Fakta lainnya, ada 2 afdeling zaman penjajahan Belanda yang bergabung dalam proses terbentuknya Provinsi Sultra. Afdeling Boeton Laiwoi yang terdiri atas onder afdeling Buton, Laiwoi, dan Muna, di tambah satu bekas onder afdeling dari afdeling Luwu, yaitu Kolaka. Afdeling Luwu berdiam di Sulawesi Selatan. Onder afdeling Kolaka ditarik masuk ke afdeling Boeton Laiwoi pada masa pendudukan Jepang 1942-1945 dan tetap dipertahankan begitu ketika Indonesia merdeka oleh pemerintahan awal negara ini. Pada masa penjajahan Belanda, Sultra merupakan bagian dari Provinsi Celebes (Sulawesi) dengan ibu kotanya Makassar. Setelah Indonesia merdeka pada 1945, pemerintah Indonesia di bawah pimpinan Soekarno...