Skip to main content

Memulung Pahala di Bak Sampah

Bak sampah tradisional di kota telah berevolusi sedemikian rupa dari fungsi kebersihan, bertambah, mula-mula dengan fungsi ekonomi: Menciptakan lapangan pekerjaan dan mengentaskan kemiskinan. 

Banyak yang hidup dari bak sampah tradisional. Pemulung, pengepul besi, plastik, kardus, dan lainnya. Tidak sedikit industri kecil mengambil bahan baku di bak sampah. Usaha kerajinan, industri daur ulang, dan beberapa lagi.

Belum lama berselang lahir trend yang menambah satu lagi khasanah fungsi bak sampah tradisional.

Ada orang yang mau membuang perabotan, belum rusak, cuma karena dia kaya dan ingin memiliki model terbaru. 

Hendak ditawarkan ke tetangga, takut membuatnya tersinggung. Nanti dibilang merendahkan, "memberi kok barang bekas". 

Sementara rumah-rumah kota didesain minimalis, nyaris tiada tempat untuk gudang. 

Jadi dipajangnya saja di samping bak sampah tradisional kompleks perumahan, terserah siapa yang mau ambil. Perilaku ini rupanya menular, lalu jadi kebiasaan baru.

Banyak barter barang berguna terjadi di bak sampah tradisional kota, tanpa saling mengetahui.

Dari sepatu, baju, tas, sampai kursi, meja, almari. Adakalanya papan, kayu, atap. Sering juga barang elektronik semacam kulkas dan mesin cuci.

Untuk alasan yang sama, banyak keluarga pemulung dan keluarga armada truk sampah punya sepatu, baju, dan tas branded. Perabotan rumahnya lengkap. High class walau bekas. 

Orang menaruh dengan rapi ban bekas dan helm, siapa tahu ada yang membutuhkan.

Orang-orang baik telah menambah fitur bak sampah tradisional dengan fungsi sosial. Bak sampah tradisional menjadi tempat berbagi. 

Barang bekas tapi masih bagus, masih berguna, dipajang di bak sampah, siapa mau ambil silakan. Menawarkan barang bekas kepada sesama tanpa menyinggung perasaan, tapa merendahkan.

Ada peran sosial antara sesama manusia yang tidak bisa dijalankan manusia, dijembatani bak sampah tradisional.

Bak sampah tradisional pada akhirnya tidak sekadar tempat kotoran. Bak sampah tradisional jadi tambahan tempat memulung pahala. (*)

Comments

Popular posts from this blog

Lagu tentang Desember

Semua hal di dunia ini barangkali sudah pernah dibuatkan lagu. Tidak terkecuali nama bulan. Setiap bulan kayaknya ada lagunya, mulai dari Januari sampai Desember. Seperti halnya bulan ini kita berada di Desember, Indonesia punya beberapa lagu populer yang diciptakan dengan judul Desember. 1. Kenangan Desember - Arie Koesmiran (1970) Arie Koesmiran Ini lagu cewek. Lewat lagu ini si cewek membuka rahasia hatinya yang terdalam. Setiap wanita pasti punya kenangan emas, kenangan yang sangat berkesan dalam hidupnya. Kenangan emasnya dia direbut oleh seorang pria yang pernah membuatnya jatuh hati. Pria itu pun mencintainya sepenuh hati. Kedua remaja  terlibat asmara. Pada malam dia merayakan hari lahirnya di bulan Desember, kekasih hatinya hadir. Asmara sedang mekar-mekarnya. Dia dihadiahi peluk dan ciumaan mesra. Peluk cium pertama yang direguknya. Tak disangka itu yang penghabisan pula. Kisah cintanya dengan pria itu singkat tapi meninggalkan kesan yang sangat dalam. Apakah sang kekasih...

Tempat Keramaian Kendari, Wisata Malam Ruang Terbuka

Kota Kendari punya beberapa pilihan tempat kongko di ruang terbuka, tempat orang membentuk keramaian umum. Beberapa di antaranya menjadi tempat wisata malam pelepas penat, mengendurkan urat syaraf, menurunkan ketegangan setelah seharian sibuk beraktivitas.  Kendari, daerah yang perkembangan kotanya melingkari Teluk Kendari, tidak heran kebanyakan wisata kuliner, hotel, dan spot foto hits dibangun di tepi teluk, menjual view teluk dan dua landmark Kendari yang ikonik, Jembatan Teluk Kendari dan masjid terapung Al Alam. Berikut ini pilihan wisata malam ruang terbuka dan tempat-tempat keramaian yang populer.  1. Kendari Beach Kendari Beach dengan latar Teluk Kendari dan Masjid Al Alam di kejauhan Ada sepenggal jalan bypass di Kemaraya, jalur sepanjang Taman Teratai sampai Meohai Park, sebuah taman yang diapit Jln Ir H Alala dan Jln Sultan Hasanuddin, tempat keramaian pertama di Kendari sejak 80-an dan masih eksis sampai hari ini sebagai tempat favorit nongkrong. Panjangnya hanya ...

Kabupaten Tertua di Sulawesi Tenggara Berikut Modal Otonominya

Bicara kabupaten tertua berarti kembali ke masa awal terbentuknya Sulawesi Tenggara (Sultra) jadi provinsi pada 1964, ketika 4 kabupaten bergabung membentuk satu provinsi. Mereka adalah Kendari, Kolaka, Muna, dan Buton. Keempatnya di masa lalu adalah kerajaan mayor di jazirah tenggara Pulau Sulawesi. Fakta lainnya, ada 2 afdeling zaman penjajahan Belanda yang bergabung dalam proses terbentuknya Provinsi Sultra. Afdeling Boeton Laiwoi yang terdiri atas onder afdeling Buton, Laiwoi, dan Muna, di tambah satu bekas onder afdeling dari afdeling Luwu, yaitu Kolaka. Afdeling Luwu berdiam di Sulawesi Selatan. Onder afdeling Kolaka ditarik masuk ke afdeling Boeton Laiwoi pada masa pendudukan Jepang 1942-1945 dan tetap dipertahankan begitu ketika Indonesia merdeka oleh pemerintahan awal negara ini. Pada masa penjajahan Belanda, Sultra merupakan bagian dari Provinsi Celebes (Sulawesi) dengan ibu kotanya Makassar. Setelah Indonesia merdeka pada 1945, pemerintah Indonesia di bawah pimpinan Soekarno...