Pernahkah Anda mengalami kasus seperti ini: Sebuah kutipan bijak melintas di beranda media sosial, ungkapan seorang pesohor dunia. Tapi yang mengesankan Anda, kutipannya sama dengan kalimat yang pernah Anda pikirkan. Strukturnya saja berbeda, tapi maksudnya senada. Pernah?
Tidak mengherankan...
Apa yang si pesohor pikirkan itu, ada di alam pikiran.
Dia, Anda, dan semua orang berkelana di alam pikiran yang sama. Sama-sama mengeksplorasi pemikiran yang ada dalam alam pikiran.
Menjadikan apa yang seseorang pikirkan, sangat mungkin pernah jadi bagian dari pemikiran Anda.
Seperti halnya kenyataan bahwa kita hidup di alam fisik yang sama, demikian pula pengetahuan eksis di alam yang sama, yaitu alam pikiran.
Di alam pikiran, kita terhubung dengan cara yang menakjubkan.
Bukankah sering kita dapati ada yang berkata, "Saya sudah memahami jalan pikiran Anda", bahkan sebelum kita menyelesaikan kalimatnya? Itu baru satu hal.
Banyak penemuan ilmu pengetahuan bukan ditemukan di laboratorium, tapi dalam renungan. Dengan hanya menyelami alam pikiran.
Selagi duduk di bawah pohon apel atau sedang terkurung di bilik penjara yang gelap.
Albert Einstein, pria 26 tahun tengah menerawang jauh ke luar jendela kantornya di Swiss ketika teori relativitas umum hadir di kepalanya.
Semua fenomena alam sebelum dipecahkan misterinya, jawabannya telah ada dalam alam pikiran. Menunggu ada orang yang memikirkannya.
Penemu dalam hal ini tidak lebih dari siapa orang pertama yang mempunyai jawabannya.
Eksperimen dan mengutak-atik persamaan yang rumit hanya sebuah cara untuk meyakinkan pikiran. Ilmu pengetahuan, pertama-tama, dibuktikan dalam laboratorium pikiran. (*)
Comments
Post a Comment