Ibu pada saat kita sakit, dia jadinya yang gawat. Padahal kadang kita hanya selesma, tapi gegernya serumah. Dia ingin sekali kalau bisa sakit itu pindah ke dia saja.
Itu ibu, bagaimana Tuhan? Tidak mungkin ibu lebih penyayang kepada kita daripada Tuhan. Ibu hanya manusia, tapi Tuhan, kita adalah mahakarya-Nya sendiri.
Ibu bila kita meminta sesuatu, bergetar sendi-sendinya ingin segera memenuhi. Kalau uang tak ada, diupayakannya sampai dapat walau mengutang atau menjual barang berharga.
Itu ibu, bagaimana Tuhan? Tidak mungkin ibu lebih peduli kita daripada Tuhan. Ibu hanya manusia, tapi Tuhan, kita adalah mahakarya-Nya sendiri.
Begitulah orangtua, hanya dia dengan Tuhan yang menyayangi kita tanpa pamrih. Tulus dan murni.
Tapi bila dia tua, ada anak yang membawanya ke panti jompo.
Andaikata ibu tahu kelak kejadiannya akan seperti ini, mungkin setelah lepas tetek sang anak diantarnya ke panti asuhan.
Tapi waktu tidak bisa diputar ke belakang. Dan kini dia sudah rapuh, di keadaan sangat bergantung pada orang lain. Dia bangun dan tidur dengan susah payah. Kembali seperti balita.
Kita dahulu sewaktu bayi, beruntung kita karena punya ibu di sisi. Tapi ibu saat tua, bundanya sejak lama tiada.
Sekarang, dia mati akan dianggap wajar, dia sakit dianggap lumrah, bahkan bila tetap hidup justru dianggap masalah.
Lalu tak jarang terdengar dialog seperti ini.
"Mana orangtuamu?"
"Sakit."
"Sakit apa?"
"Sakit-sakitnya orang tua."
"Berapa umurnya sekarang?"
"Sudah 70. Teman-temannya sudah mati semua."
"Oh."
Padahal, bila ibu berpulang, kita akan kehilangan satu pengail rahmat dan karunia langit.
Selama ini kasih sayang dan perhatian Tuhan yang menyelubungi hidup kita, bisa jadi diberikan hanya karena Tuhan tidak ingin dikalahkan oleh kelembutan jiwa seorang ibu. Demi mempertahankan status Maha yang disandang-Nya. Maha Pengasih.
Dus, manakala pesaing terberat-Nya telah wafat, maka salah satu alasan Tuhan menyayangi kita sirna pula. Sedangkan Tuhan tidak bersaing dalam cinta dengan orang yang mencintai diri sendiri. (*)
Comments
Post a Comment