Setelah 9 April 2009, iklim sosial di Raha, Kabupaten Muna mengalami beberapa perubahan yang aneh. Dulu, kalau ada berita mengamuk, orang pasti bertanya, “anak lorong apa?”.
Sekarang, dengar orang mengamuk, “Hmm…pasti caleg”. Lelucon yang kejam sebenarnya, tapi caleg memang sedang jadi bulan-bulanan sindiran.
Sementara duduk di bundaran tugu Jati ada raung knalpot memekak telinga, melesat bak anak panah, lalu di kelokan terdengar bunyi gubrak…
Baca Juga:
Sekarang, dengar orang mengamuk, “Hmm…pasti caleg”. Lelucon yang kejam sebenarnya, tapi caleg memang sedang jadi bulan-bulanan sindiran.
Sementara duduk di bundaran tugu Jati ada raung knalpot memekak telinga, melesat bak anak panah, lalu di kelokan terdengar bunyi gubrak…
Ini kalimat pertama yang diteriakkan orang-orang di sekitar situ.
“Taruhan, pasti Caleg”.
Soal buru memburu, Alin, salah seorang caleg Dapil Muna I, mengungkapkan saat ini caleg lebih takut Honda Win daripada Mobil Perintis Polres Muna.
“Ada sekumpulan caleg sedang main judi Binongko. Datang Perintis, biar ditoleh tidak. Terus main, tidak ada yang bergeming, hanya uang yang disembunyikan secepat kilat. Tidak lama datang Honda Win, tiba-tiba mereka lari berhamburan, sekejap hilang satu persatu. Rupanya yang datang pegawai Koperasi Samaturu,” kata Alin. (*)
“Taruhan, pasti Caleg”.
Itu belum seberapa menyakitkan. La Olo, mantan anggota DPRD Muna yang kini ikut mencalonkan diri diisukan meninggal di tempat perhitungan suara. Sampai-sampai ia muncul di PPK Kecamatan Katobu keesokan harinya, banyak yang gugup.
Nyong, salah seorang caleg dari Dapil Muna III diisukan jual mobil Terrano-nya, keliling dengan parang mencari peluncurnya satu per satu. Jual celana 501 untuk beli rokok, mengamuk di pasar dan lain sebagainya. Kini, Nyong turun di Raha, keliling dengan mobilnya sepanjang hari dan malam, untuk membuktikan kepada khalayak bahwa ia sedang baik-baik saja.
Kepada wartawan ia berkata justeru dibuat gila dengan isu itu ketimbang Rp350 juta tabungannya yang amblas selama Pilcaleg.Tapi memang caleg dalam posisi serba salah saat ini. Tinggal-tinggal di rumah, takut dibilang tiarap, stroke, malu, atau jatuh sakit. Keliling di jalan nanti dibilang lingkung atau diburu istrinya.
Nyong, salah seorang caleg dari Dapil Muna III diisukan jual mobil Terrano-nya, keliling dengan parang mencari peluncurnya satu per satu. Jual celana 501 untuk beli rokok, mengamuk di pasar dan lain sebagainya. Kini, Nyong turun di Raha, keliling dengan mobilnya sepanjang hari dan malam, untuk membuktikan kepada khalayak bahwa ia sedang baik-baik saja.
Kepada wartawan ia berkata justeru dibuat gila dengan isu itu ketimbang Rp350 juta tabungannya yang amblas selama Pilcaleg.Tapi memang caleg dalam posisi serba salah saat ini. Tinggal-tinggal di rumah, takut dibilang tiarap, stroke, malu, atau jatuh sakit. Keliling di jalan nanti dibilang lingkung atau diburu istrinya.
Soal buru memburu, Alin, salah seorang caleg Dapil Muna I, mengungkapkan saat ini caleg lebih takut Honda Win daripada Mobil Perintis Polres Muna.
“Ada sekumpulan caleg sedang main judi Binongko. Datang Perintis, biar ditoleh tidak. Terus main, tidak ada yang bergeming, hanya uang yang disembunyikan secepat kilat. Tidak lama datang Honda Win, tiba-tiba mereka lari berhamburan, sekejap hilang satu persatu. Rupanya yang datang pegawai Koperasi Samaturu,” kata Alin. (*)
Comments
Post a Comment